Pada satu dasawarsa setelah kematian Mas Oyama, 12 juta anggota International Karate Organization yang dibangunnya mulai terpecah-pecah beberapa kali, menjadi beberapa organisasi yang lebih kecil. Pada tahun 2002, Hatsuo Royama, salah seorang di antara murid pertama Mas Oyama dari era Oyama Dojo, serta banyak teman dan pengikutnya, memisahkan diri dari organisasi paling besar kelompok pengikut Sosai, KYOKUSHINKAIKAN , dan membuat organisasi baru yang dinamai KYOKUSHIN-KAN.
Hatsuo Royama telah berjuang selama hampir satu dasawarsa untuk mendukung pemimpin muda dari Kyokushinkaikan – adik seperguruannya yang lebih muda 15 tahun darinya – tapi pada akhirnya dia terpaksa untuk menerima kenyataan bahwa organisasi tersebut tidak lagi dipimpin ke arah yang direstui dari gurunya, Mas Oyama. Almarhum sang legenda karate, Mas Oyama, mengatakan sedari dulu bahwa bagian terpenting dari karate Kyokushin adalah BUDO SPIRIT yang meliputi elemen-elemen dari perilaku benar, rasa hormat, jiwa Osu, dan kehendak baik terhadap sesama, dan tentu saja keahlian bertarung. Pada tahun 2002, Hatsuo Royama menyadari bahwa semua elemen penting dari organisasi Mas Oyama tersebut telah digantikan oleh penerus pertamanya dengan hasrat akan uang dan “jiwa budo” semakin tergantikan oleh “jiwa bisnis” dalam majelis kepemimpinan Kyokushin. Hubungan antar sesama, persahabatan, dan hubungan antar sempai-kohai (senior-junior), yang semuanya dinyatakan penting oleh Mas Oyama telah terkikis atas nama uang dan hasrat akan kekuasaan.
Selain itu, Royama telah dihadapkan pada kesimpulan bahwa kompetensi bertarung Kyokushin juga mengalami hal yang sama di bawah kepemimpinan baru tersebut. Selama Mas Oyama masih hidup tidak ada keraguan dalam hati dan jiwa dari masyarakat Jepang bahwa Kyokushin adalah karate terkuat di dunia. Royama dan kawan-kawannya mengetahui bahwa alasannya adalah karena penekanan yang diterapkan oleh Mas Oyama pada penerapan kehidupan nyata melalui teknik-teknik karate. Mas Oyama menciptakan kompetisi turnamen dengan teknik kontak langsung (full-contact) untuk memperkenalkan budo karate, tetapi bukan untuk mengasosiasikan pertarungan teknik turnamen dengan apa yang dia yakini sebagai inti sari dari budo karate.
Pertarungan teknik turnamen Kyokushin merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan semangat bertarung “menang dengan segala upaya” dari para karateka, tetapi dengan tetap membedakan diri dari pertarungan hidup dan mati yang sebenarnya untuk pembelaan diri. Sebagai contoh, pukulan yang diarahkan ke kepala dihilangkan dari kompetisi Kyokushin demi mempopulerkan karate yang telah dicapai Mas Oyama. Alasan mengapa petarung Kyokushin menjadi yang terkuat di bawah bimbingan Mas Oyama adalah karena mereka berlath dalam berbagai terapan kehidupan nyata dan kemudian bertarung dalam lingkungan teknik turnamen yang tidak mengancam jiwa. Akan tetapi pada tahun 2002 Shihan Royama dan yang lainnya telah menyadari bahwa kepemimpinan baru dari penerus Mas Oyama telah mengabaikan inti sari pada penerapan kehidupan nyata yang diajarkan, tetapi malah sebaliknya dengan menurunkan standarnya hanya untuk mempertahankan pertarungan teknik turnamen sebagai yang terpenting dari segala-galanya. Lagipula, pertarungan teknik turnamen lah menurut mereka yang menghasilkan uang dan ketenaran.
Pada akhirnya, Hatsuo Royama dan para senior yang lain, pelatih bijak dari karate Kyokushin – seperti Shihan Tsuyoshi Hiroshige yang memegang rekor sebagai pelatih orang Jepang dan para juara dunia lebih banyak dari para pelatih yang lain – menyadari bahwa di bawah kepemimpinan Kyokushin saat itu, telah kehilangan kehebatannya. Setelah selama sepuluh tahun menolak untuk mengakui akan tenggelamnya Kyokushin seiring wafatnya Mas Oyama, Kyokushin pada akhirnya bukan lagi sebagai karate terkuat di dunia.
Oleh karena itu, Shihan Royama, dan Shihan Hiroshige, serta banyak pengikut-pengikut yang lain berpisah dengan organisasi terbesar Mas Oyama yang masih tersisa, yakni KyokushinKAIKAN, dan mendirikan penantangnya, Kyokushin-kan dengan tujuan untuk mengembalikan Karate Kyokushin ke nilai-nilai yang tinggi kembali yang diperintahkan selama kehidupan Mas Oyama. Mereka memutuskan hal ini dengan memastikan bahwa “budo spirit” yang meliputi elemen-elemen dari perilaku benar, rasa hormat, jiwa Osu, semangat persahabatan, hubungan antar sempai-kohai (senior-junior), dan kehendak baik terhadap sesama akan tetap menjadi bagian yang terpenting, sementara pada waktu yang sama, dengan mengembalikan penekanan Mas Oyama pada masa awal terhadap penerapan karate di dunia nyata, sebelum pada akhirnya terkontaminasi oleh hasutan akan pertarungan turnamen untuk keuntungan finansial semata.
Salah satu dari langkah Hatsuo Royama dalam membentuk Kyokushin-kan adalah dengan pembentukan kembali yayasan Mas Oyama, yakni Kyokushin Shogakukai seperti yang tertulis dalam surat wasiat Mas Oyama menjelang kematiannya. Pada awalnya, Mas Oyama mendirikan organisasi nir laba ini di Jepang beberapa tahun yang lampau dengan misi untuk memperkuat raga, pikiran, dan jiwa dari orang-orang muda Jepang, sementara pada waktu yang sama dengan memupuk kebijakan moral yang dapat mendorong terciptanya perdamaian dunia. Tujuan dari pembentukan organisasi yang merupakan yayasan nir laba yang diakui oleh pemerintah ini adalah untuk memastikan bahwa uang dan hasrat akan uang tidak akan merendahkan kebenaran sejati dan ide-ide agung dari Jalan Kyokushin. Menjelang wafatnya, pesan Mas Oyama dalam wasiatnya agar para pengikutnya harus membangun kembali yayasan yang telah dia bangun, dan kegagalan dari kepemimpinan muda kyokushinKAIKAN untuk mencapai tujuan yang diprakarsainya semakin memperkuat alasan Royama dan yang lainnya untuk terpanggil, bangkit dan kembali kepada jalan yang diajarkan guru mereka Mas Oyama. Hal ini didukung juga pada kenyataan bahwa sebagian besar dari para anggota dewan Yayasan Shogukai Kyokushin (sebuah dewan yang terdiri atas penasihat-penasihat Mas Oyama yang terpercaya selama hidupnya) yang masih ada mendukung Kyokushin-kan milik Royama.
Tiga tahun sejak Kyokushin-kan dibentuk, lebih dari 6000 karateka Jepang telah bergabung untuk mendukung visi Kyokushin-kan di 50 cabang yang meliputi banyak dojo yang tersebar di seluruh Jepang. Selain itu, 25 cabang di luar negeri telah resmi didirikan, termasuk Rusia, Afrika Selatan, Korea, Kazakhstan, Amerika Serikat, Indonesia dan lain-lain. Pada tiga tahun terakhir ini Kyokushin-kan telah mensponsori turnamen tahunan all-Japan untuk beberapa kategori berat badan yang diadakan di Saitama, bagian utara Tokyo. Selain itu seluruh anggota Kyokushin-kan merayakan Turnamen Karate Kyokushin-kan Terbuka Dunia yang pertama yang diadakan di Moskow, pada bulan September 2005 yang lalu dengan sangat antusias.